Selasa, 06 Mei 2014

Sekolah…

Siswa TK di Indonesia
Sekolah adalah sebuah kata yang sudah tidak asing lagi didengar. Bukan hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia meskipun dikatakan dalam berbagai macam bahasa.
Sekolah pada umumnya (dikutip dari http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah) adalah tempat didikan bagi anak-anak. Tujuan dari sekolah adalah mengajar tentang mengajarkan anak untuk menjadi anak yang mampu memajukan bangsa. Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa/ murid dibawah pengawasan guru.
Namun, apakah sekolah hanya akan menjadi tempat mengajar bagi guru dan pelajar hanya diajarkan saja? Itu hanyalah sebuah hal yang membosankan, bukan?
Siswa TK di Jepang
Menurut saya, sekolah itu bukan hanya tempat anak-anak belajar tetapi juga mengajar. Karena ilmu tidak hanya didapat dari hasil membuka buku-buku pelajaran, melainkan tempat guru-guru belajar tentang bagaimana mengajarkan suatu hal kepada anak didiknya yang tentunya memiliki berbagai macam karakter.
Sekolah adalah tempat dimana guru dan murid belajar dari satu sama lain. Belajar berteman, belajar bersosialisasi, juga belajar mengetahui karakter-karakter dari setiap orang yang berbeda. Sekolah bukan hanya sebuah lembaga yang dirancang untuk siswa dan diawasi oleh guru. Justru para pengajarnya pun memerlukan pengawasan agar kualitas dari proses belajar mengajarnya itu membuahkan hasil yang sesuai dengan harapan baik para guru dan orang tua selaku orang-orang yang berperan sebagai pendorong siswa, khususnya bagi para pelajar itu sendiri.
Jika kita bandingkan system sekolah yang ada di Indonesia dengan system yang diterapkan di sekolah di Jepang, akan sangat terlihat sekali perbedaannya.
Kita ambil contoh Taman Kanak-kanak yang ada di tanah air dengan Taman Kanak-kanak yang ada di negeri sakura.
1.      Di Indonesia, siswa TK berumur 4-6 tahun. Sedangkan untuk anak yang masih berumur dibawah 4 tahun, biasanya para orang tua memasukkan anaknya ke sekolah khusus yang disebut Playgroup. Di TK pembagian kelas dibagi menjadi 2 jenis, yaitu TK nol kecil dan TK nol besar.
Sedangkan di Jepang, TK diperuntukkan bagi anak usia 0-5 tahun. Kelasnya disesuaikan dengan usia masing-masing anak, dengan kegiatan yang tentunya berbeda-beda. Karena di Jepang memiliki huruf khusus yang biasa kita kenal dengan Kana dan Kanji, maka pada usia 5 tahun, biasanya anak-anak tersebut mulai diajari tentang huruf kana (hiragana dan katakana). Setelah memasuki Sekolah Dasar barulah mereka mendapatkan pengajaran untuk menulis kanji.
2.      Di Negara ini, anak-anak masih saja dimanjakan dengan hal-hal yang tidak membuat mereka menjadi seorang yang mandiri. Dapat kita lihat bagaimana gigihnya para ibu mengantar anaknya ke sekolah dan dengan setia menunggu sang anak hingga bel pulang sekolah berbunyi. Jika kita renungkan, untuk apakah para ibu tersebut melakukan hal itu? Apakah tidak ada kegiatan yang dilakukan lagi dirumah? Atau memang iseng?
Padahal yang dilakukan oleh para orang tua ketika menunggu anaknya pulang sekolah, hanya sebatas berbincang dengan sesama orang tua, malahan bergosip serta berpamer-pamer saja.
Sebaiknya para orang tua mulai memikirkan bagaimana cara membimbing anaknya menjadi anak yang mandiri sejak dini. Karena anak harus selalu siap dengan saat dimana mereka tidak bisa selamanya didampingi oleh orang tuanya.
Berbeda halnya dengan taman kanak-kanak di Jepang yang memang menyediakan sekolah untuk usia dini, dikarenakan kedua orang tuanya bekerja, sehingga bisa dikatakan bahwa Taman Kanak-kanak di Jepang adalah tempat penitipan anak. Tetapi tidak semua yang masuk ke TK karena orang tuanya sibuk bekerja. Tetapi sebagai sebuah proses belajar mencari teman, bersosialisasi, serta mengasah keterampilan dan kemampuan anak sejak dini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar