 |
Siswa TK di Indonesia |
Sekolah adalah sebuah
kata yang sudah tidak asing lagi didengar. Bukan hanya di Indonesia tetapi juga
di seluruh dunia meskipun dikatakan dalam berbagai macam bahasa.
Sekolah pada umumnya (dikutip
dari http://id.wikipedia.org/wiki/Sekolah)
adalah tempat didikan bagi anak-anak. Tujuan dari sekolah adalah mengajar tentang
mengajarkan anak untuk menjadi anak yang mampu memajukan bangsa. Sekolah adalah
sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa/ murid dibawah pengawasan
guru.
Namun, apakah sekolah
hanya akan menjadi tempat mengajar bagi guru dan pelajar hanya diajarkan saja?
Itu hanyalah sebuah hal yang membosankan, bukan?
 |
Siswa TK di Jepang |
Menurut saya, sekolah
itu bukan hanya tempat anak-anak belajar tetapi juga mengajar. Karena ilmu
tidak hanya didapat dari hasil membuka buku-buku pelajaran, melainkan tempat
guru-guru belajar tentang bagaimana mengajarkan suatu hal kepada anak didiknya
yang tentunya memiliki berbagai macam karakter.
Sekolah adalah tempat
dimana guru dan murid belajar dari satu sama lain. Belajar berteman, belajar
bersosialisasi, juga belajar mengetahui karakter-karakter dari setiap orang
yang berbeda. Sekolah bukan hanya sebuah lembaga yang dirancang untuk siswa dan
diawasi oleh guru. Justru para pengajarnya pun memerlukan pengawasan agar
kualitas dari proses belajar mengajarnya itu membuahkan hasil yang sesuai
dengan harapan baik para guru dan orang tua selaku orang-orang yang berperan
sebagai pendorong siswa, khususnya bagi para pelajar itu sendiri.
Jika kita bandingkan system
sekolah yang ada di Indonesia dengan system yang diterapkan di sekolah di
Jepang, akan sangat terlihat sekali perbedaannya.
Kita ambil contoh Taman
Kanak-kanak yang ada di tanah air dengan Taman Kanak-kanak yang ada di negeri
sakura.
1.
Di Indonesia,
siswa TK berumur 4-6 tahun. Sedangkan untuk anak yang masih berumur dibawah 4
tahun, biasanya para orang tua memasukkan anaknya ke sekolah khusus yang
disebut Playgroup. Di TK pembagian kelas dibagi menjadi 2 jenis, yaitu TK nol
kecil dan TK nol besar.
Sedangkan di
Jepang, TK diperuntukkan bagi anak usia 0-5 tahun. Kelasnya disesuaikan dengan
usia masing-masing anak, dengan kegiatan yang tentunya berbeda-beda. Karena di
Jepang memiliki huruf khusus yang biasa kita kenal dengan Kana dan Kanji, maka
pada usia 5 tahun, biasanya anak-anak tersebut mulai diajari tentang huruf kana
(hiragana dan katakana). Setelah memasuki Sekolah Dasar barulah mereka
mendapatkan pengajaran untuk menulis kanji.
2.
Di Negara ini,
anak-anak masih saja dimanjakan dengan hal-hal yang tidak membuat mereka
menjadi seorang yang mandiri. Dapat kita lihat bagaimana gigihnya para ibu
mengantar anaknya ke sekolah dan dengan setia menunggu sang anak hingga bel
pulang sekolah berbunyi. Jika kita renungkan, untuk apakah para ibu tersebut
melakukan hal itu? Apakah tidak ada kegiatan yang dilakukan lagi dirumah? Atau memang
iseng?
Padahal yang
dilakukan oleh para orang tua ketika menunggu anaknya pulang sekolah, hanya
sebatas berbincang dengan sesama orang tua, malahan bergosip serta
berpamer-pamer saja.
Sebaiknya para
orang tua mulai memikirkan bagaimana cara membimbing anaknya menjadi anak yang
mandiri sejak dini. Karena anak harus selalu siap dengan saat dimana mereka
tidak bisa selamanya didampingi oleh orang tuanya.
Berbeda halnya
dengan taman kanak-kanak di Jepang yang memang menyediakan sekolah untuk usia
dini, dikarenakan kedua orang tuanya bekerja, sehingga bisa dikatakan bahwa
Taman Kanak-kanak di Jepang adalah tempat penitipan anak. Tetapi tidak semua
yang masuk ke TK karena orang tuanya sibuk bekerja. Tetapi sebagai sebuah
proses belajar mencari teman, bersosialisasi, serta mengasah keterampilan dan
kemampuan anak sejak dini.